Friday, October 28, 2011

Dua Sisi: Subyektifitas vs Obyektifitas

Karya ini adalah salah satu karya yang dipamerkan dalam Pemeran Seni Rupa kolektif Komunitas Seniman Bintaro, berjudul "DUA SISI". Pameran ini diadakan di Emerald Club House, Bintaro sektor 9, pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2011, dari jam 8 malam sampai jam 11 malam (baru saja berakhir saat artikel ini ditulis).

Dalam pameran bertema 'Dua Sisi' ini, saya mengangkat konsep Subyektifitas dan Obyektifitas.


Subyektifitas vs Obyektifitas:

Dalam menilai dan mendeskripsikan sesuatu, dikenal istilah subyektif dan obyektif. Subyektif adalah cara menilai berdasarkan pendapat pribadi sang penilai, yang kadang tidak sesuai dengan apa yang disebut sebagai obyektifitas. Sementara, obyektifitas adalah sesuatu yang seringkali disalahtafsirkan sebagai kebenaran. Ya, disalahtafsirkan.

Penilaian obyektif, seringkali dianggap sebagai penilaian berdasarkan kenyataan, atau kebenaran. Kebenaran menurut siapa? Tentu menurut nilai-nilai yang berlaku.

Apakah cantik itu? Menurut sebagian besar masyarakat Indonesia, cantik adalah kulit putih, rambut panjang lurus, tubuh langsing, muka bule. Adalah obyektif ketika seseorang menilai wanita yang memiliki criteria di atas sebagai cantik. Sehingga bila seorang suami mengatakan bahwa istrinya yang berkulit gelap, berambut keriting, dan bertubuh gemuk itu cantik, pendapatnya akan dianggap sebagai subyektifitas seorang suami.

Apakah itu cerdas? Anak yang dianggap cerdas identik dengan yang memiliki nilai paling tinggi di pelajaran matematika dan ilmu pasti. Lalu apakah yang selalu mendapatkan nilai buruk pada pelajaran matematika adalah bodoh? Bagaimana dengan kecerdasan di bidang lainnya? Apakah itu tidak bisa diperhitungkan oleh nilai-nilai obyektif yang berlaku.

Pada akhirnya, bisa dikatakan bahwa sesungguhnya obyektifitas itu hanyalah sebuah subyektifitas kolektif.

Karya 1: "I'm not UGLY, people just don't know what BEAUTY is."

Karya 2: "I'm not STUPID, people just don't know what SMART is."



Karya 3: "I'm not POOR, people just don't know what RICH is."



Saya tidak bisa memunggah gambar-gambar untuk eksekusi Karya 1 dan Karya 3, jadi sementara ini saya akan berusaha menjelaskannya secara verbal.
Untuk Karya 1, saya menggambarkan seorang wanita dengan gaun panjang, mengenakan tiara, dan selempang Miss Universe, sementara fisik wanita itu, menurut standard 'subyektivitas kolektif' bukan wanita cantik: gemuk, berkulit gelap, wajah berjerawat, berambut keriting kribo.
Dan untuk Karya 3, saya menggambarkan seorang pemulung yang lusuh dan tampak miskin, sedang menyumbangkan sekeping uang receh pada seorang ibu-ibu pengemis.

Find more about "Dua Sisi" in this link below:

http://paper-juice.blogspot.com/2011/11/dua-sisi-art-exhibition_09.html

No comments:

Post a Comment